Sunday, February 9, 2014

Melihat Poso dari bawah laut


Pantai Imbo 'Tegalrejo'
Pantai Imbo, dulunya orang lebih sering bilang pantai Tegalrejo karena berada di kelurahan Tegalrejo atau orang-orang Poso lebih familiar dengan Tegalrejo pante. Nama pantai itu berasal dari nama seorang supir angkutan umum korban penembakan di tegalrejo Pante satu dekade silam. Seandainya Pak Imbo masih hidup mungkin dia punya kans untuk jadi bupati Poso atau Caleg DPRD dengan popularitas namanya itu. Dalu ga banyak masyarakat Poso yang memanfaatkan Pantai Imbo sebagai tempat rekreasi, karena kalah pamor dengan Pantai Toini, Pantai Madale & Pantai Matako. Namun seiring dengan lenyapnya tiga pantai lainnya sebagai pantai wisata, Pantai Imbo di kelurahan Tegalrejo lah menjadi satu-satunya tempat rekreasi murah-meriah dan relatif bagus bagi masyarakat Poso.

Mencari pantai untuk berenang atau menikmati suasana laut tidak susah kala Pantai Penghibur yang tampak seperti lapak pedagang kaki lima atau warung remang-remang pantura malam harinya. Belum lagi masih bersihnya pantai sepanjang jalan Suprapto dan Jalan Umanasoli yang sekarang semakin padat dengan rumah-rumah yang dibangun diatas laut, sekaligus sebagai kontributor tertinggi terhadap pencemaran laut disekitar sana. Saat ini, Pantai Imbo adalah satu-satunya tempat favorit, dengan hilangnya ketenaran Pantai Toini, Matako & Madale, beruntung saya pernah menyambangi ketika masih berusia sekitar sepuluh tahunan. Keadaan pasca konflik di Poso mengalami banyak perubahan, termasuk tempat wisata. Tempat yang menjadi tragedi penembakan saudara Imbo pun berubah menjadi tempat rekreasi primadona masyarakat Poso khususnya untuk di wilayah Poso Kota. Saat itu pula, pemerintah melalui Dinas Parwisata bergerak seperti polisi India menjadikan Pantai Imbo kelurahan Tegalrejo sebagai tempat rekreasi bahari bersama katanya juga Taman Laut di kelurahan Kalamalea yang kondisinya sebagai tempat wisata rintisan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten sangat memprihatinkan.

Jellyfish
 Para 'makelar wisata' berseragam apa aja ya kerjaan mereka di kantor ya? padahal ahh,., cerita pantai aja lagi. 

The young table coral
Saya ingat sekitar dua puluh dekade silam, menyeksikan parade lumba-lumba liar di depan rumah itu bukan hal yang aneh. Mungkin hanya berjarak sekitar dua puluh meter dari bibir pantai Saya dan teman-teman dapat melihat dengan jelas lompatan lumba-lumba yang menggemaskan. Schooling fish bisa terlihat dengan jelas dari pemukaan laut, lalu memancing dari atas tanggul sepanjang pantai adalah bagian dari aktifitas sehari-hari tentu dengan hasil tangkapan yang ga seperti sekarang ini.

Kawasan Pantai Imbo memang bukan kawasan konsevasi, namun lebih tepat adalah kawasan alami sejak dulu karena di sekitar pantai Imbo tidak ada masyarakat yang membangun rumah atau penghasil sampah di atas laut. Kondisi terumbu karangnya adalah campuran terumbu karang tua bahkan mati, dengan terumbu karang muda yang tumbuh kembali. Tempatnya tetap ada sampah yang kebawa arus, tapi interaksi dengan manusia hanya sekedar berenang atau memancing dari atas laut saja. Ga seperti di sepanjang pantai Lawanga yang masyarakatnya tinggal diatas laut, pembuangan limbah rumah tangga, kotoran manusia secara sporadis masuk kelau setiap hari sejak puluhan tahun yang lalu hingga waktu yang ga ditentukan.

The baby coral growing on wood
Dengan panjang garis pantai 50 meter, keadaan dasar laut pantai Imbo menjadi habitat yang sempurna bagi ikan-ikan di sana, ini ga terlepas dari jenis terumbu karang yang sangat variatif menjadi rumah-rumah mereka, walaupun tanpa program konservasi atau transplantasi karang, perlahan dan tentu dengan kesadaran setidaknya sadar tidak merusak bukan menjaga, keadaan dasar laut akan lebih baik dalam 10 tahun kedepan. Jangan mencing diatas karang, karena kalau kainnya nyangkut bisa merusak karang-karang muda. Yang berenang jangan berdiri pada batu karang saat istirahat, apa lagi sampai iseng sengaja nyabut karang. Yang pasti, jangan buang sampah apapun ke laut, kalau mau ngambil sesuatu di Pantai Imbo, cukup ambil gambar, ya kalau mau ninggalin sesuatu, tinggalin bekas kaki dan kenangan saja. Berkali-kali saya snorkeling sambil belajar otodidak free dive, sudah hafal betul saya posisi-posisi terumbu karang, ikan-ikan sudah beberapa kali saya dibuat kaget sama GT yang lagi schooling di bawah saya. Beruntung, dengan peralatan seadanya saya bisa nangkap gambar penampakan salah satu dari mereka.

Lion fish
Ikan jenis baronang, kakatua yang punya moncong mirip jenis burung, ikan pogot, ikan krapu, kakap, kuda laut, barakuda, ubur-ubur, wah banyak lagi deh yang saya ga tau namanya bukan ga bisa sebut satu per satu dengan mudah kita temui di 'mini spot' ini. Sudah beberapa kali juga saya mengajak traveler asing snorkeling di pantai Imbo, setidaknya sebagai welcome activity atau sebagai bahan perbandingan ketika kereka scuba atau snorkeling di Taman Nasional Togean. Kalau lagi di Poso mau snorkeling-snorkeling ke Pantai Imbo silahkan saja, gampang aksesnya dan gratis sekuatnya saja. Untuk pendatang dari luar Poso mau ke Pantai Imbo? cari saja ojek dari penginapan anda cukup dengan Rp 5.000,- anda sudah tiba di Pantai Imbo. Waktu yang tepat untuk snorkeling yaitu pagi hari dari pukul 06.00-09.00, masuk ke Pantai Imbo gratis tidak berbayar cuma butuh hati nurani untuk jadi pengunjung yang beradab.

*Gambar bawah laut Pantai Imbo: (click here)

No comments:

Post a Comment