Desa sambinase yang terletak kurang
lebih 88 km arah utara Bajawa, dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam
menggunakan sepeda motor. Sebagian besar penduduk Desa yang belum terjangkau
aliran listrik ini adalah suku Bajo dan Bugis yang biasanya hidup di pesisir
Pantai Indonesia Timur. Untuk sape di Desa Sambinase ga transportasi umum dan bukan hal yang mudah, karena
jalur yang ditempuh menantang banget khususnya di musim hujan. Kondisi
jalan yang sempit dan sebagian besar hanya jalan pengerasan batu, kadangkala
kita menemukan jalan lumpur yang bikin perjalanan lambat. Jangan heran kalo harus nyeberang beberapa aliran sungai yang mutusin jalan.
Ironis memang sebuah desa yang
indah dengan kondisi infrastruktur yang sangat memprihatinkan. Kalo ga yakin bener adanya desa sambinase mungkin para traveler akan putar arah balik lagi ke
Riung, Mbai atau Bajawa. Hal itu yang saya ma travelmate temukan. Setelah nyetir sepeda
motor lebih dari satu jam, ga ada seorangpun kami temui diperjalanan untuk sekedar nanya-nanya, tambah lagi jalannya yang cuma jalan tanah, becek, bercampur batu dan
kerikil.
Namun dengan diyakin-yakinin dalam hati kalo disana
masih ada satu kampung lagi. Eh, alhmadulillah akhirnya kami nemuin desa cantik tersebut. Kami
segera menuju rumah Kepala Desa namun sedang dinas luar kota. Kami diterima Ibu
Kades yang sedang membuat tenun dan keponakanya bang Ali. Kami memperkenalkan
diri, maksud dan tujuan kami dating ke sambinase. Ketika obrolan semakin cair
dengan suguhan kopi hitam khas Flores, canda-tawa, harapan mereka terucap dari
mulut bang Ali yang berperawakan besar dan sangar tapi tak begitu dengan pribadinya.
Ketika cahaya sinar kuning matahari
muncul, saya segera menyelesaikan negosiasi dengan Ibu Kades untuk membeli kain
selendang yang tak dijual, karena hanya digunakan untuk upacara adat oleh Pak
Kades. Dan akhirnya kain tersebut menjadi milik Saya, lalu kami sekaligus
berpamitan, kepada Ibu Kades dan bang Ali. Salaman perpisahan yang berkesan,
dan berpesan untuk datang kembali ke sambinase jika berkesempatan ke Riung.
Kami kembali menempuh perjalanan
menuuju Riung dengan kondisi motor yang miring, karena shock breaker yang patah
disebelah kanan. Jika berkesempatan mengunjungi Riung, tak salahnya jika
berkunjung ke Sambinase, berbaurlah dengan masyarakat, rasakan kehanganatan
masyarakat desa ini dan mudah-mudahan dapat tawaran mengunjungi taman laut
gratis.
Indonesia.Travel - http://goo.gl/pTZiA0
No comments:
Post a Comment