Friday, September 27, 2013

Sambinase, keindahan yang tersembunyi di pelosok Riung



Desa sambinase yang terletak kurang lebih 88 km arah utara Bajawa, dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam menggunakan sepeda motor. Sebagian besar penduduk Desa yang belum terjangkau aliran listrik ini adalah suku Bajo dan Bugis yang biasanya hidup di pesisir Pantai Indonesia Timur. Untuk sape di Desa Sambinase ga transportasi umum dan bukan hal yang mudah, karena jalur yang ditempuh menantang banget khususnya di musim hujan. Kondisi jalan yang sempit dan sebagian besar hanya jalan pengerasan batu, kadangkala kita menemukan jalan lumpur yang bikin perjalanan lambat. Jangan heran kalo harus nyeberang beberapa aliran sungai yang mutusin jalan.

Ironis memang sebuah desa yang indah dengan kondisi infrastruktur yang sangat memprihatinkan. Kalo ga yakin bener adanya desa sambinase mungkin para traveler akan putar arah balik lagi ke Riung, Mbai atau Bajawa. Hal itu yang saya ma travelmate temukan. Setelah nyetir sepeda motor lebih dari satu jam, ga ada seorangpun kami temui diperjalanan untuk sekedar nanya-nanya, tambah lagi jalannya yang cuma jalan tanah, becek, bercampur batu dan kerikil.



Namun dengan diyakin-yakinin dalam hati kalo disana masih ada satu kampung lagi. Eh, alhmadulillah akhirnya kami nemuin desa cantik tersebut. Kami segera menuju rumah Kepala Desa namun sedang dinas luar kota. Kami diterima Ibu Kades yang sedang membuat tenun dan keponakanya bang Ali. Kami memperkenalkan diri, maksud dan tujuan kami dating ke sambinase. Ketika obrolan semakin cair dengan suguhan kopi hitam khas Flores, canda-tawa, harapan mereka terucap dari mulut bang Ali yang berperawakan besar dan sangar tapi tak begitu dengan pribadinya.

Ketika cahaya sinar kuning matahari muncul, saya segera menyelesaikan negosiasi dengan Ibu Kades untuk membeli kain selendang yang tak dijual, karena hanya digunakan untuk upacara adat oleh Pak Kades. Dan akhirnya kain tersebut menjadi milik Saya, lalu kami sekaligus berpamitan, kepada Ibu Kades dan bang Ali. Salaman perpisahan yang berkesan, dan berpesan untuk datang kembali ke sambinase jika berkesempatan ke Riung.





Kami kembali menempuh perjalanan menuuju Riung dengan kondisi motor yang miring, karena shock breaker yang patah disebelah kanan. Jika berkesempatan mengunjungi Riung, tak salahnya jika berkunjung ke Sambinase, berbaurlah dengan masyarakat, rasakan kehanganatan masyarakat desa ini dan mudah-mudahan dapat tawaran mengunjungi taman laut gratis.


Indonesia.Travel - http://goo.gl/pTZiA0

No comments:

Post a Comment